Total Tayangan Halaman

Senin, 28 Maret 2011

Lyrics- When You Love Someone

I love you but it's not so easy to make you here with me
I wanna touch and hold you forever
But you're still in my dream
And I can't stand to wait ‘till nite is coming to my life
But I still have a time to break a silence
When you love someone
Just be brave to say that you want him to be with you
When you hold your love
Don't ever let it go
Or you will loose your chance
To make your dreams come true...


I used to hide and watch you from a distance and i knew you realized
I was looking for a time to get closer at least to say... “hello”
And I can't stand to wait your love is coming to my life
When you love someone
Just be brave to say that you want him to be with you
When you hold your love
Don't ever let it go
Or you will loose your chance
To make your dreams come true...


And I never thought that I'm so strong
I stuck on you and wait so long
But when love comes it can't be wrong
Don't ever give up just try and try to get what you want
Cause love will find the way....
When you love someone
Just be brave to say that you want him to be with you
When you hold your love
Don't ever let it go
Or you will loose your chance
To make your dreams come true...

By Endah Feat Rhesa




Sabtu, 19 Maret 2011

klasik

Cinta selalu datang pada siapapun tanpa alasan yang sempuna. Aku nggak tahu kapan tepatnya aku mulai suka sama Bisma. Dia senior aku di kampus. Anak semester 3. Anak basket yang satu ini sukses buat aku speachless tiap ketemu. Aku jadi ingat kejadian beberapa bulan yang lalu, saat aku bisa dekat dengan dia.

"Yaudah, nanti kakak temenin aja ya." balasnya saat aku tanya toko buku batu bara yang menurut informasi dari temanku letaknya nggak jauh dari kampus psikologi. Ooo.. Dengan senang hati pikirku. Kami janjian ketemu setelah jam kuliah selesai. Awalnya ragu, apa nanti aku nggak akan canggung sama dia? Tapi buru-buru aku tepis pikiran-pikiran itu. Kapan lagi coba? belum tentu kesempatan ini akan terulang nantinya. Bismillahirrahmanirrahim.

Siangnya, pas selesai makan siang, ada sms masuk. Dari Kak Bisma,
"Lagi diman Ra? Udah selesai belom kuliahnya?"
"Lagi makan siang kak, udah doong.. Jadi kan nemenin Dira? kakak dimana?"
"Kakak di Perpus. Yaudah, nanti kalo udah selesai makan, sms aja."
"sipp... nanti Ra sms."
Selesai makan, aku shalat dulu di kosan. Kebetulan emang udah masuk waktu dzuhur. Sekalian minta kelancaran. Hehehe...


"Ya Allah... peliharalah aku." doaku dalam hati setelah selesai shalat. Lalu, aku mulai bersiap. Merapikan penampilanku. Saat itu, aku belum punya keinginan untuk tampil sebaik mungkin di depan dia. Apa adanya saja. Karena memang perasaan itu masih abu-abu. Merasa sudah cukup, aku sms kak Bisma lagi,
"Kak, Dira udah siap. Ketemu dimana nih?". Beberapa saat tak ada jawaban. "Jangan-jangan dia ada kelas nih?", pikirku. Tapi belum sempat ku tepis pikiran itu, ada sms masuk. Kak Bisma.
"Kamu ke perpus aja dulu Ra." balas kak Bisma. What? Ke perpus? Ohh no, aku masih terlalu malu buat keliatan jalan bareng senior kampus. Ntar di bilang modus ke senior.

"Kamu kenapa Ra?" tanya Nida dan Sarah hampir bersamaan. Aku ceritakanlah semuanya ke mereka. Nida, Sarah, Rosa, dan Sisy. Mereka antusias mendenger ceritaku. Dan mulailah mereka menggodaku. "Cieee.... Modus lancar nih kayaknya."
"Nggak mau ahh.. Malu Dira. Ketemuan di parkiran aja ya kak. :P". Send. sesaat kemudian, Sent.
"Santai aja Ra. Tapi okkelah, ketemuan di parkiran aja." balas dia setuju. Aku pamit ke teman-temanku. Waktu itu kami belum jadi kepompong. Jadi belum ada panggilan oma, umi, tante, atau dede.
"Sukses yaa Ra. Jangan lupa oleh-oleh." kata Rosa menggodaku.
"Hahahaha.. nanti aku bawain benih-benih cinta dari si kaka yaaahhh."
"Ngek,, Hahaha..."

"Dimana?" sms dari kak Bisma. Sepertinya dia udah nunggu.
"Dalam perjalanan ke kampus. Abis shalat di kosan tadi. Kakak udah di parkiran?", Send. Sent.
"Oh yaudah, nanti tunggu aja sebentar ya, kakak mau balik ke perpus bentar."
"Oke kak,,".

Waktu sampai parkiran, aku nunggu dia di bawah pohon Sawo. Untung cuaca nggak terlalu panas. Aku duduk, capek juga berdiri mulu. Tiba-tiba ada sms masuk lagi, kak Bisma,
"Dimana?? Kakak di parkiran."
"Di depan gerbang, di bawah pohon." balasku. Sebenarnya aku udah liat dia, tapi pura-pura nggak liat aja. Dia pake baju Hitam, celana jeans. Trus lagi di atas motor matic. #Nggak boleh sebut merk, Hehehe.. Jantung aku dag dig dug dag dig dug nggak karuan. Sku sok-sok sibuk aja deh sama Handphone. Padahal nggak tahu apa yang di liat, cuma pencet-pencet aja biar gak keliatan panik. Fiuh.. Berusaha menguasai diri dulu, biar nggak salting.

"Ra, ayo." Ajak kak Bisma saat berada tepat di depanku.
"Kenapa nggak pake motor Ra ajah kak?" Aku berdiri sambil menyodorkan kunci motorku yang baru aku keluarkan dari tas.
"Nggak apa-apa pake motor ini aja. Ayo naik." kak Bisma menepuk jok belakang motor. Tanpa basa basi lagi aku naik di belakang. Jantungku semakin nggak karuan. Haduh.. Aku nggak bisa nahan senyum aku yang rasanya udah gatel minta di ekspresikan. Tapi aku tahan. Tahan. Tahan. Fiuh.

"Motor kakak?" tanyaku. Aku sedikit harus condong ke arah telinganya, biar nggak ngulang pertanyaan. "Bukan, punya temen. Sebenarnya lagi ngerjain tugas nih." jawab dia sambil nyetir motornya.
"Kok bisa nganterin Ra??"
"Yaa, izin bentar. Bilang aja mau makan siang. Hehe..". Aku ikut senyum.
Selama di motor aku ngobrol sama dia. Entah itu sharing masalah mata kuliah, atau sekedar kasih info tempat cari buku yang oke dimana. Nggak berapa lama kemudian, kami sampe di sebuah toko berlantai dua di jalan yang sepertinya nggak asing buatku.
"Kayaknya Ra pernah lewat jalan ini deh." kataku sambil mengingat-ingat. "Kapan yaa?" Aku menggaruk kepalaku yang tidak gatal. "Oiya, pas ikut bimtes. Waktu itu Ra dapet tempatnya di Masjid UIN yang deket kedokteran." lanjutku.
"Oh. Yaa bagus dong. Berarti nggak buta-buta amat sama kawasan kampus." katanya sambil mengunci stank motor. "Ayo masuk." dia membukakan pintu toko untukku.
"Thank you, kayak Putri aja pake dibukain pintu." kataku demi menepis rasa canggung yang sejak tadi mengganggu. Aku berusaha menguasai diri.

"Cari buku apa Ra??" tanya kak Bisma sambil membetulkan letak kacamatanya.
"Statistik untuk Psikologi kak." kataku sambil memicingkan mata melihat-lihat buku yang tertata rapi di rak kayu yang menempel di hampir semua dinding toko.
"Mas, stastistik buat Psikologi ada nggak?" tanya kak Bisma pada penjaga toko. Aku dapat dengan jelas mendengar pembicaraan mereka. Ukuran toko itu hanya sekitar, 3x7 meter. Kecil, tapi penataan yang cukup baik membuat toko itu dapat memuat banyak buku. Setelah si empunya toko mencari buku yang kami maksud, dia menunjukkan wajah yang kurang baik. "Nggak ada kayaknya mas, udah abis di beli mahasiswa lainnya." jelas si penjaga toko. Sudah ku duga.
"Nggak ada Ra. Ada lagi yang dicari??" tanya kak Bisma.
Aku menggelengkan kepala. "Cuma itu."
Setelah mengucapkan terima kasih pada si penjaga toko, kami keluar. lagi-lagi dia membukakan pintu untukku. WOW tersanjungnya diriku. Hahahahaha... #girang jingkrak-jingkrak#

Pencarian kami lanjutkan ke kampus Pesanggerahan. Letaknya tepat di samping kampus 1. Setelah mencari-cari di beberapa toko buku, hasilnya tetap nihil. Akhirnya kami putuskan untuk kembali ke kampus.
"lewat situ aja kak." aku menunjuk ke arah gang yang tadi aku lewati saat berangkat.
"Kenapa emang? Malu yaa boncengan sama kakak?"
"Bukan, maksudnya lewat situ kan lebih deket. Daripada muter di belokan depan. Panas nih kakak." jawabku meluruskan. "Neting aja nih." lanjutku. Neting maksudnya negatif thinking.
"Oh, kirain."
"Oiya kak, maksdunya modus yang rame di omongin di kampus tuh apa sih? senior ke junior atau junior ke senior?" iseng-iseng aku tanya. Sebenarnya sih nggak penting juga.
"Itu mah cuma iseng-isengnya anak-anak ajah. Hehe."
"Oiya, sie pricil cepet ya jadian ama kak Wisnu." kali ini aku benar-benar tanya.
"Iyaa.. Emang kenapa?? Mau nyusul?" Aku kaget dengan pertanyaan dia. Harus jawab apa nih?
Aduuhhhh....
"Nggaklah,, hehe.. belom ada yang pas." jawabku sekenanya. Padahal dalam hatiku, "Mau.. asal sama kakak.." tapi itu mustahil aku katakan. Aku dan dia kan belum saling kenal terlalu jauh. Takut justru akan memperburuk apa yang sudah baik.

Dia mengajakku ke tempat kosnya yang letaknya tepat berada di depan kosan calon ulet cemara. Ada beberapa buku yang katanya mau ditunjukkan padaku. Tadi aku memang sempat menyebut beberapa judul buku saat masih berada disalah satu toko buku Pesanggerahan. Misalnya, Sosiologi Islam dan pengantar psikologi karya Sarlito. Ternyata dia punya dua buku itu, dan dia janji mau meminjamkannya padaku.
"Nih." kak Bisma menyodorkan dua buku itu padaku. "Kalo bisa pinjem, mendingan pinjem dulu ajah Ra. Sayang kalo udah beli tapi nggak dibaca." lanjutnya.
"Iya juga sih. tapi udah hobby koleksi buku." kataku sambil membuka-buka buku pengantar Psikologi. "Ehh,, dulu IP kakak berapa waktu semester 1?" kali ini aku memfokuskan pandanganku pada kak Bisma.
"3,2" katanya singkat. Lalu masuk kamar, sesaat kemudian keluar lagi tanpa membawa apa-apa. "Kenapa emang?"
"3,2 yaa? Ra ntar IP'a 4. Haha.." kataku dengan gaya sedikit sombong. Mendengar kata-kataku kak Bisma memonyongkan bibirnya.
"Ehh.. Nggak percaya. Liat aja ntar." kataku sok.
"Iya deh, IP 4. Kalahin kakak." katanya sedikit meledek. "Jadi pinjem nggak itu?"
"Jadilah, biar keliatan dapet bukunya." aku mengangguk.
"Yaudah, tapi gapapa ya agak compang camping gitu." dia kembali menutup pintu kamarnya. Ckrek. Terkunci.
"Gapapa lah, yang penting isinya. Kakak mau balik lagi ke perpus?"
"Iya. Tugas belom selesai. Nggak enak sama yang lain."
"Nggak makan siang dulu?"
"Nggak makan siang sekali nggak mati kan? Hehe." dia melempar-lempar kunci motor dengan tangan kanannya. "Dira mau ke kampus atau balik ke kosan?"
"Kayaknya ke kosan aja deh. Tuh." aku menunjuk ke arah kosan yang tadi aku bilang tepat berada di depan kosan kak Bisma.
"Oh, ngekos disitu?"
"Nggak ngekos Dira mah. Itu kosan temen. Biasa pulang kampus maen dulu ke situ. Malas juga langsung pulang. Sepi." jelasku. Aku melirik-lirik ke kamar kak Bisma.
"Jangan liat-liat. Kamar kakak berantakan." katanya sambil mengalihkan pandanganku.
"Hahahha.. Udah bisa ditebak kak." kataku sekenanya. Hehehehe.. "Yaudah, ke perpus geh." Kami berjalan beriringan menuju motor yang terparkir hanya beberapa meter dari gerbang kosan.
"Jangan bosen ya nolongin Dira." kataku sambil mengembangkan senyum termanis ku.
"Iyaa dongg.." Dia mulai menyalaka motornya. "Yaudah kakak duluan yaa."
"Iya kak, hati-hati." kataku agak canggung. "Oiya, makasih kak."
"Sama-sama." dia membalas senyumku. "Duluan Ra. Asslamu'alaikum.."
"Wa'alaikumsalam.." kami saling melempar senyum lalu dia berlalu. Aku masih berada di tempat aku berdiri. Hari yang menyenangkan.

"Asslamu'alaikum.." salamku sambil membuka pintuk kamar kosan. Aku tak bisa menyembunyikan lagi. Senyumku mengembang saat melihat wajah mereka.
"Ciieeee...." sorak mereka hampir bersamaan. "Gimana gimana? Cerita doongg." kata Rosa.
Setalah meletakkan tas dan mendapatkan posisi duduk yang pewe, juga setelah aku berhasil menguasai diri, aku mulai bercerita pada mereka bak juragan dongeng memulai kisahnya pada anak-anak.
"Pokoknya, hari itu menyenangkan banget dah buat aku. Hehehehhe"

Jumat, 18 Maret 2011

ulet cemara^^




ini dia keluarga ulet cemara..

sebelah kiri Happy as Oma,,
Di sampingnya Icha as Tante (anak kedua)
Kacamata kerudung ungu itu aku sendiri (neng, anak Umi)
Nah, yang disebelah kanan aku itu Dian as Umi (Umi anak pertama di ulet cemara)
Kalo yang pake kerudung biru namanya Turfa as Dede (Anak sie tante yang Turfa panggilan Mami)

We are Happy's family... ^_^





kumpul bareng mereka tuh nggak ada bosennya,, selain sama-sama pecinta korea, kami juga paling hobby wisata kuliner.. itu sebabnya ulet cemara nggak pernah keabisan cerita,,, hehhehehhee....