"disini, malam ini, di bawah langit, di atas bumi, aku sedang menapaki jalanku untuk meraih mimpi, menengadahkan tangan memunajatkan doaku pada Tuhan, dan sesekali menangis pada rasa sakit, tapi bukan berarti aku mengaku kalah, aku tetap berdiri, menguatkan kaki demi masa depan yang lebih baik."
Aku ingin seperti Dam, salah satu tokoh utama dalam novel "Ayahku (bukan) pembohong" karya salah satu novelis terbaik Indonesia Tere Liye. Berbekal cerita-cerita Ayahnya sejak kecil, Dam terdidik sebagai anak yang memiliki banyak mimpi. Effort-nya dalam meraih mimpinya juga sangat kuat. Aku ingat saat dia gagal meraih kesempatan menjadi anggota tim renang di kotanya, karena kurang tidur sehabis menonton sang kapten berlaga dalam pertandingan malam sebelumnya. Dia sempat marah pada dirinya sendiri, tapi ayahnya tak membiarkan itu berlarut lama. Dam kembali diperdengarkan cerita-cerita fanastik sang ayah. Sukses besar, cerita sang ayah mampu mengembalikan semangat juang Dam kecil. Ia pun kembali mencoba meraih kesempatan renang itu di tahun berikutnya, meskipun ada sedikit accident, tapi semangat juangnya yang tinggi mampu mengantarkan dia menjadi salah satu anggota tim renang di kotanya. Aku ingin meniru semangat juang itu dari Dam.
Andre Wongso. Aku yakin, tak ada yang asing dengan sosoknya. Salah satu motivator ternama di Indonesia. Selalu mengucapkan Selamat Pagi, kapan saja bertemu siang, malam. Karena pagi itu identik dengan kegairahan,
kesegaran, semangat, Semangat, Semangat. Aku sempat penasaran pada kisah hidupnya yang katanya bergelar SDTT (sekolah Dasar Tidak Tamat). Kuputuskan untuk bertanya pada om google.
Nyaris bleber airmataku saat membaca kisah hidup Andre Wongso demi memperjuangkan masa depan yang lebih baik. kisah singkat perjalanan Andre Wongso.
Hidupku tak sesulit itu. Masih sangat beruntung. Bahkan uang kuliah pun aku tak perlu susah susah mencarinya sendiri. Orang tuaku masih diberi kekuatan untuk membiayai hidupku. Bahkan terkadang aku terlalu hura hura dalam menikmati hidup. Effort ku bahkan masih kalah telak dengan si kecil Dam. Kegigihannya membuatku bergidik.
Ku hitung hitung, dalam sehari tak sampai 10 kali aku mengucapkan syukur alhamdulillah pada Tuhan. Dengan keberkahan hidup yang kini kujalani, aku justru larut dalam kegalauanku. Dengan nikmat yang begitu banyak, aku justru sibuk memikirkan kesedihan yang sepele. Aku mungkin sudah lupa bagaimana caranya bersyukur, tapi Tuhan masih begitu baik dengan tetap memberiku kenikmatan ini.
Entah sampai kapan aku akan tetap tidur, sibuk dengan mimpi-mimpi besar, tapi tak juga bangun, duduk, berdiri, lalu berjalan, berusaha meraih mimpi-mimpi besar itu. Aku terlalu sibuk bermimpi akan seperti apa diriku 10 tahun lagi. Nol, mimpi itu hanya akan menjadi bualan, hanya akan menjadi mimpi buruk tanpa usaha dan doaku di pertiga malam.
Ibuku bilang, Tuhan selalu senang mendengar permintaan dariku. Karena Tuhan memiliki segalanya. Tapi doaku tak akan menjadi apa-apa jika tak ada usaha dariku untuk mewujudkannya. Aku ingat ada ayat yang menyebutkan, Tuhan tidak akan mengubah suatu kaum jika dia tidak berusaha untuk mengubahnya. Tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini jika aku memiliki keyakinan dan gigih berjuang meraih mimpi besarku.
Kegagalan itu bukan berarti Tuhan tidak mendengar doaku, tapi Tuhan sedang menundanya untuk melihat kegigihan usahaku. Tuhan Maha Mendengar kata Ayahku.
Keep spirit yaa.. :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar