dulu saya terobsesi untuk menjadi seperti dia. saya berusaha tampil semenarik mungkin. saya berusaha menjadi anak basket, itu karena saya ingin berlatih bersama dia. setidaknya saya punya alasan yang logis untuk bisa bertemu dia. walaupun saya tidak tahu, saya di anggap ada atau tidak.
saya juga berusaha untuk menyaingi IP dia yang waktu itu 3,2 di semester satu. 3,1 di semester dua. 3,33 di semester tiga. saya belum bisa menyamai untuk semester satu dan dua. tapi saya berhasil di semester tiga ... 3,33 persis. dan dengan pertemuan yang tidak disengaja di sebuah warung gado-gado, saya berhasil pamer padanya.
dulu saya merasa terpenuhi, karena memiliki sedikit perhatian dia yang berkenan menemani saya ke toko buku untuk membeli keperluan kuliah. dia selalu terlihat sempurna di mata saya.
kalau ditanya bagaimana perasaan saya pada kak bisma, bohong kalau saya bilang sudah tidak ada perasaan apa-apa. dia pernah menjadi laki-laki paling spesial di hidup saya, dia pernah ada dalam bagian hidup saya. dan sejujurnya, perasaan yang sama masih di tempat yang sama. tapi bukan berarti saya tidak menaruh perasaan apapun pada amore.
kak bisma adalah masa lalu. memang belum ada yang dimulai, tapi bagi saya semua sudah selesai bahkan sebelum di mulai. tidak ada yang perlu dilanjutkan lagi. dia sudah terkunci rapat di bagian hidup saya yang lain. dan saya sudah menutup semua akses untuk kembali kesana.
kini, di bagian hidup saya yang sekarang, saya punya amore, yang sudah menemani saya selama 16 bulan terakhir. bersamanya, saya bisa menjadi diri saya sendiri. dia memahami saya apa adanya. dan saya bisa memaknai dia sesuai cara saya. dia tidak suka membaca, saya bisa menceritakan sesuatu padanya. saya tidak bisa bermain basket, dia bisa menunjukkan permainan terbaiknya pada saya.
saya merasa utuh. saya merasa nggak sekedar memiliki, tapi juga dimiliki.
kak bisma adalah pangeran saya di negeri dongeng. dan amore, adalah pangeran saya di negeri bernama realitas. kemarin, sekarang, dan mendatang ... saya sayang amore. banget. dan ini sungguhan. bukan sekedar gombal anak-anak ABG.
terima kasih amore, sudah mau berbagi hidup dengan saya. kehadiranmu mendorong saya untuk kembali menulis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar