aku mengiba. tak tega rasanya melihat anak itu berjuang sendiri. pemandangan itu membuat aku ingat untuk bersyukur. mungkin jika aku menjadi dirinya, aku tak akan sekuat itu. tapi dia, si kecil yang polos itu, bisa begitu kuatya menerobos ribuan rintik hujan. tanpa pakaian penghangat, tanpa alas kaki. tak ada sedikitpun penyesalan terbaca di wajahnya. dia mencintai dirinya, hidupnya, dan payung bututnya.
dia tak peduli pada pandangan orang tentangnya. di dalam dirinya tersirat keikhlasan yang sempurna. mungkin, bahagia untuknya bukan kemewahan, tapi bagaimana dia bisa menghargai hidup yang sesungguhnya.